#
Pahami dan Selamilah ...
Jangan hanya karena "KATANYA" ... #
Sekedar renungan kecil ... !!!
Sore itu ketika matahari mulai terbenam,
aku bersama nelayan Tua asyik ngobrol dibale panjang depan rumahnya menghadap
pantai. Kesederhanaan hidupnya tercermin dalam rutinitas sebagai nelayan yang
nampak selalu tegar dan murah senyum dalam lingkungan kelurga kecilnya. Dalam
obrolan perkenalan ini ada hal yang membuatku tergelitik untuk mengetahui lebih
dalam tentang prinsip hidup nelayan Tua ini. Ketika aku melontarkan pertanyaan
apa yang bisa membuat pak Tua ini begitu tegar, murah senyum dan nampak
bersemangat yang menyiratkan kebahagiaan dan kenyamanan dalam hidupnya. Pak
Tua, apa sebenarnya yang membuat bapak begitu semangat dan terkesan santai (
tidak ngoyo ) menjalani hidup ini, ” aku berseloroh “. Mas, Urip kwi nggur ”
sawang sinawang ” sergah pak Tua. Donyo brono dudu ukuran seng biso ndadekno
menungso urip bungah utowo seneng, begitu pak Tua menambahkan. Urip kuwi biso
digawe gampang ugo biso digawe susah. Intine ” Gampange wong Urip kwi,
Uripe wong Gampang. Angele wong Urip kwi Uripe wong Angel “. Intine Susah lan
seneng kuwi ono njerone awake dhewe, dudu onok njabane awak dadine nek jarene
piwulang Agomo, Surgo lan Neroko iku yo neng njerone awake dhewe seng wes
diraksakno saiki dudu mengko lek wes tumekaning pati. Sebelum pak Tua melanjutkan
pembicaraannya, aku menyela…” Loh, bukannya di dalam Kitab Suci dikatakan bahwa
Surga dan Neraka bisa ditemui di alam akherat nanti pak??? “. Pak Tua
menimpali, Lo iku lak jarene Tulisan nok Kitab Suci, opo sampeyan percoyo karo
tulisan???. Perkataan pak Tua ini membuatku tertarik untuk melanjutkan diskusi
sambil cangkruk di bale panjang sambil ditemani suguhan wedang Kopi. Dengan
semangat akupun melanjutkan pertanyaan seperti di bawah ini :
Santri Gondrong : Mengapa orang
mesti beragama?
Nelayan Tua : Siapa yang mengatakan
mesti?
Santri Gondrong : Sejak kecil
aku dinasehati untuk menjadi orang yang taat beragama, karena hanya dengan
demikian orang akan masuk surga. Lebih khusus, lagi, aku juga diajari bahwa
hanya yang memeluk Islam yang bakal masuk surga.
Nelayan Tua : He ... he … he .... dan engkaupun
percaya?
Santri Gondrong : Mau tidak
mau, karena hanya dengan begitu aku bisa masuk surga. Siapa yang tak ingin
masuk surga?
Nelayan Tua : Lantas, apa yang kau
maksud dengan surga?
Santri Gondrong :
Menurut berita yang kuterima, itu adalah sebuah tempat yang teramat indah, yang
didalamnya ada kebun yang indah, sungai mengalir di bawahnya, dan yang paling
menarik ... ada bidadari-bidadari yang teramat cantik.
Nelayan Tua : Ooooo….jadi engkau
berjuang menjadi pemeluk agama yang taat agar bisa menikmati semua itu?
Santri Gondrong : Ya, kurang
lebih begitu.
Nelayan Tua : Bagaimana jika semua
itu tak ada? Apakah engkau masih akan taat beragama?
Santri Gondrong : Aku belum
memikirkannya… !!!
Nelayan Tua : Ternyata … engkau itu
pribadi yang tak ikhlas. Kau berbuat sesuatu karena ada maunya alias ada pamrih ... !!!
Santri Gondrong : Bukan
begitu… aku hanya mengikuti apa yang diajarkan kepadaku.
Nelayan Tua : He... he… he ... kini engkau
berkilah … Tapi baiklah … Apakah yang mengajarkanmu demikian, pernah melihat
surga? Apakah mereka tahu pasti bahwa surga itu ada?
Santri Gondrong : Aku tak
yakin. Yang kutahu ... mereka mengatakan surga itu ada karena itulah yang
dikatakan Kitab Suci… !!!
Nelayan Tua : Oh ... jadi diapun
belum pernah tahu dan melihat sendiri … !!!
Santri Gondrong : Lalu apa
salahnya ... Bukankah yang dikatakan Kitab Suci itu pasti benar?
Nelayan Tua : Yang bilang salah
siapa? Aku hanya ingin tanya, Apakah pemahamanmu, dan pemahaman orang-orang
yang mengajarimu tentang yang dikatakan di dalam Kitab Suci itu pasti benar?
Santri Gondrong : Kalau boleh
jujur, kemungkinannya bisa benar ya bisa salah ... !!!
Nelayan Tua : Lalu, apa yang bisa
menjadi tolak ukur bahwa pemahaman itu benar atau salah … !!!!
Santri Gondrong :
Bukankah..pemahaman terhadap Kitab Suci itu sudah baku? Bukankah semua ulama
memahami bahwa memang surga itu seperti yang dikatakan di dalam kitab suci, dan
bahwa itu hanya diperuntukkan bagi orang Islam?
Nelayan Tua : Itulah
masalahnya … Kamu menganggap sesuatu yang cuma merupakan pemahaman, persepsi,
hasil olah pikiran sebagai sebuah kebenaran yang mutlak dan baku … !!!
Santri Gondrong :
Lalu …Bagaimana semestinya ?
Nelayan Tua : Mari kita bicara
tentang sebuah samudera. Menurutmu ... Bagaimana caranya agar kita bisa tahu
tentang samudera itu? Apakah kita sudah punya alat untuk mengetahuinya?
Santri Gondrong : Dengan
mataku, aku bisa melihat permukaan samudera yang biru … kadang aku bisa melihat
kapal berlayar di permukaan samudera itu.
Nelayan Tua : Baik … Lalu apa yang
ada di balik permukaan samudera itu? Ada apa di kedalamannya?
Santri Gondrong : Aku bisa
menduga-duga dengan pikiranku..mungkin di dalamnya banyak ikan,,, mungkin juga ada
terumbu karang atau barangkali ada kapal selam ... !!!
Nelayan Tua : Apakah pasti demikian
yang ada di dalam samudera?
Santri Gondrong : Ya belum
tentu ... !!!
Nelayan Tua : Satu2nya cara untuk
mengetahui apa yang sesungguhnya ada di dalam samudera itu kamu harus
menyelam. Kamu harus masuk ke kedalaman ... !!!
Santri Gondrong : Tentu saja ...
Nelayan Tua : Lalu bagaimana
caranya agar kamu bisa tahu hakikat surga?
Santri Gondrong : Pertama,,, aku
sekadar mempercayai apa yang dikatakan oleh orang yang menurutku pintar… Kedua,
aku gunakan akalku untuk menduga-duga seperti apa surga itu. Tapi jelas, aku memang
tak akan tahu banyak tentang surga jika begitu. Yang paling mungkin membuat aku
tahu kebenaran surga,,, ya aku harus masuk dulu ke situ ... Aku harus menyaksikannya
langsung … !!!
Nelayan Tua : Lalu apa yang
menghalangimu untuk melakukannya?
Santri Gondrong :
Bukankah itu tak perlu? Bukankah sudah ada kitab suci? Bukankah sudah ada ulama
yang membimbing kita?
Nelayan Tua : Kalau kau tak
lakukan,,, kau tak akan pernah tahu kebenaran sesungguhnya… kau hanya akan terus
dalam praduga, prasangka… Bahkan sejatinya, kau juga tak akan tahu apakah yang
selama ini kau yakini, yang kau terima sebagai ajaran dari sekian banyak orang
yang kau anggap pandai itu, benar atau salah … !!!
Santri Gondrong : Anda
benar…..tapi mungkinkah?
Nelayan Tua : Di dalam
dirimu… Sesungguhnya ada pintu gerbang untuk mengetahui hakikat kebenaran yang
selama ini tersembunyi?
Santri Gondrong : Apa itu ??? Aku tak
pernah mendengar hal itu … !!!
Nelayan Tua : Ha ... ha … ha ….
Santri Gondrong : Mengapa
tertawa ???
Nelayan Tua : Kau naif sekali… Kau
yakin sekali sebagai pemilik tunggal surga, tapi hal sepele begitupun kau tak
tahu ... !!!
Santri Gondrong : Ajari
aku… aku sadar bahwa aku memang naif.
Nelayan Tua : Untuk bisa menemukan
gerbang itu kau harus melakukan banyak hal: kau harus singkirkan kedengkian,
amarah, keserakahan, dan berbagai keburukan lainnya dari dalam hatimu ... !!! Lalu, kau sering-seringlah memasuki alam
keheningan..buat pikiranmu diam sejenak..biarkan dirimu berhubungan dengan
suara di dalam hatimu… Berikutnya… kau harus berbuat baik kepada semua yang ada
di sekitarmu… termasuk kepada pepohonan, bebatuan, langit, penghuni langit,
tetangga, leluhur, dan semuanya … !!!
Santri Gondrong : Berat
sekali ...
Nelayan Tua : Ha, ha.. ha ... begitu saja
sudah berat kok yakin jadi pemilik surga … !!!
Santri Gondrong : Dalam hati aku
misuh misuh pada diriku sendiri… Diampuuuuuuttt … aku memang GEMBLUNG..!!.
Nelayan Tua : Ya sudah,,, berhubung
sudah larut kita akhiri jagongan ini, istirahat dulu bukannya besok kau akan
menyelam??? nanti kau akan tahu sendiri keindahan di dalam laut setelah kau
menyelaminya sendiri bukan dari cerita2 yg dituliskan orang lain dalam buku ... !!!
Santri Gondrong : Baik pak,
terima kasih sudah bersedia menemani dan mengantarkan saya menyelam besok pagi.