Meski
akhirnya tak ku pahami juga
Mengapa
burung yang ku terbangkan untukmu
Tak
pernah kembali pada ufuk
Padahal
telah ku toreh langit
Agar
kau berdiri melafal abjad waktu
Seribu
cahaya yang tercipta dari percik api
Telah
ku terjemahkan menjadi bait puisi
Telah
ku ajari lewat matahari
"Perlawanan
ini makin sepi?" begitu katamu
Seraya
kau campakkan vas bunga ke halaman nurani
Vas
pun pecah dan gemerincing sampai ulu hati
Lalu
di hembus angin ........
Aku
pun menjerit meratapi malam,,, gelisah ...
Kini ... Aku
tak sanggup lagi menjerat burung
Meski
bunga-bunga yang ku rangkai
Telah
ku persembahkan bidadari
"Keabadian
yang sunyi?" katamu lagi
Namun
siapa berani bertaruh
Melewati
padang .... sedang lentera di tangan
Menyulut
jemarimu
Ketika
itu ku terbangkan kembali
Burung-burung
malam
Namun ,,, bintang-bintang berguguran
Lalu
ku raih dan ku simpan
Dalam
lemari jiwa ku
" Inikah
keabadian yang sunyi ???"
Aku
tak sanggup lagi berseru pada langit
Dan
pasrah pada takdir Illahi
Untuk
belajar maknai diri ... !!!
By.
Addakhil Alam
15 Mei 2011
15 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar